Disalin Oleh : Drs.Ec. Djoko Prijono, MSi
Pagelaran Bantengan 2010 merupakan narasi kecil disebuah Kabupaten Mojokerto, proses eksplorasi bersama pelaku kesenian dengan berbagai komponen masyarakat yang plural, yang dengan kesadaran terbuka menjadikan ruang budaya sebagai bentuk kompromi terhadap pandangan pluralitas kehidupan.
Kegiatan ini merupakan kegiatan kolosal yang diselenggarakan oleh rakyat setiap tahun, dimotori oleh DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO sebagai bentuk upaya pendidikan kebudayaan yang dilakukan secara simultan.
Ada semacam pertanyaan kenapa harus dilakukan tiap tahun?, apakah hanya sebuah repetisi atau bentuk pengulangan dari sebuah cerita sukses pada masa sebelumnya? Pertanyaan pertanyaan tersebut timbul didalam benak kami, seperti apakah kemudian kami mengkonstruksi sebuah kegiatan supaya tidak hanya menjadi kegiatan yang repetisi belaka.
Sedikit mereview Kegiatan sebelumnya, Festival Bantengan Kab. Mojokerto dengan tajuk Ethnic Colosal Culturetainment, telah berhasil menunjukan realitas narasi kecil nya sebagai kesenian yang layak diperhitungkan pada pentas budaya nasional. Dihadiri kurang lebih 25 group peserta dari berbagai daerah Kecamatan, dan hadiri pula beberapa tokoh nasional, acara tersebut diharapkan dapat menyedot lebih dari 1000 penonton yang berdiri di sepanjang jalan. Dengan lokasi pelaksanaan acara dimaksud tidak menyurutkan energi peserta dan penonton untuk tetap melihat acara tersebut hingga selesai.
Energi kreatif kami menjadi merasa tertantang, untuk menjadikan kegiatan ini tidak hanya menjadi monumen budaya belaka, namun kami berusaha secara serius, untuk mengisi kegiatan tersebut dengan konsep yang lebih dalam, segar dan terkini, yang mampu memberikan gambaran tentang situasi sosial budaya dan secara maksimal kami berharap dapat mengirimkan sebuah pesan kepada dunia akan pentingnya pendidikan kebudayaan sebagai medan ruang komunikasi dialogis di Kabupaten Mojokerto.
Disporabudpar berharap agar Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto selalu mengutamakan, kesederhanaan, kebersamaan, kemitraan dan pengertian mutual.
KORELASI KEGIATAN DAN ISU
Festival Bantengan 2010 Kabupaten Mojokerto, sebuah tema tentang pandangan keseimbangan. Keseimbangan antara keadilan dan kebijakan, kesetaraan dan persamaan, kearifan dan prilaku, keseimbangan antara rakyat dan negara, antara yang dipilih dan yang memilih, yang kemudian menjadi sebuah cakrawala suritauladan bersama tanpa lagi melihat batasan batasan normative yang seringkali menjadikan kesalah-pahaman, kesalah-penglihatan atau bahkan kesalah-penilaian.
Mungkinkah Festival Bantengan tersebut dapat kita gapai secara bersama? Ditengah isu yang sangat strategis menghadapi momentum, kami sebagai Mitra Kerja bersama Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, merasa sangat termotivasi, untuk dapat memberikan pagelaran terbaik dan menjadikan agenda tersebut sebagai bagian langsung dari peristiwa bersejarah.
Prilaku kesederhanaan, kebersamaan, kemitraan dan pengertian mutual, semoga dapat menjadi kesuri tauladanan bersama, dalam mewujudkan agenda Festival Bantengan Kabupaten Mojokerto 2010 dan kami sangat berharap, akan adanya inspirasi bersama dalam upaya perwujudan warisan budaya leluhur yang lebih baik.
Melanjutkan kegiatan kolosal kerakyatan terbaik dari event secara simultan pada pentas sebelumnya dan menjadikan Festival Bantengan Kabupaten Mojokerto 2010 sebagai asset pariwisata kerakyatan di Kabupaten Mojokerto.
MISI KEPENYELENGGARAAN
Untuk mensukseskan Visi diatas, maka diperlukan upaya upaya dalam rangkaian misi sebagai berikut :
- Mendorong kegiatan Bantengan 2010 sebagai agenda resmi Pariwisata Nasional maupun Daerah
- Mendorong terwujudnya Hak Pathen kesenian Bantengan sebagai upaya melestarikan serta melindungi aset budaya bangsa.
- Mengembangkan pola kemitraan ekonomi kerakyatan, sebagai kekuatan dasar untuk menopang keberlangsungan kesenian maupun pelaku kesenian Banthengan
- Mengembangkan kegiatan Banthengan sebagai medan ruang dialogis seluruh pemangku kepentingan yang terlibat, baik langsung maupun secara tidak langsung.
- Menumbuhkan kesadaran pembelajaran social, yaitu dengan pembelajaran yang melibatkan masyarakat secara keseluruhan, yang diwujudkan lewat memori social, pola pola institusi, memori institusi, dan persepsi bersama.
- Mendorong kesadaran kepada masyarakat tentang perlunya mengadakan perubahan: bagaimana merubah pandangan hidup, gaya hidup, keyakinan budaya yang telah menjadi common belief, ke arah pandangan hidup di masa depan yang lebih baik. Khususnya, bagaimana pandangan dunia kapitalisme global yang berdasarkan pada prinsip kekuasaan, eksploitatif, dominasi, eksploitasi, kompetisi, dan hasrat tak terbatas, dirubah atau dimodifikasi ke arah pandangan dunia yang lebih manusiawi, yang dilandasi oleh prinsip prinsip lokalitas : kesederhanaan, kebersamaan, kemitraan, pengertian mutual.
TUJUAN KEPENYELENGGARAAN
- Merencanakan keterlibatan publik seluas-luasnya dalam penyelenggaraan Agenda Bantengan 2010 yang ter representasikan di dalam peningkatan partisipasi mereka dalam kegiatan
- Mengundang tokoh tokoh nasional yang sangat diperlukan sebagai endoser dari kegiatan Bantengan 2010
- Mempertemukan tokoh tokoh nasional tersebut dalam agenda tatap muka dan kenal langsung.
- Merancang detail tahapan kepenyelenggaraan kegiatan dengan dukungan administrasi formal yang sangat terinci, sehingga secara yuridis hasil kegiatan dapat menjadi tolok ukur peningkatan partisipasi rakyat didaerah.
- Mengembangkan bentuk baru kepenyelenggaraan pendidikan kebudayaan didaerah sebagai ruang ekspresi masyarakat sekaligus sebagai penanda tahapan peningkatan sosio-kultural masyarakat.
- Menciptakan pola kemitraan pembangunan ekonomi melalui kader kader budaya lokal yang telah ada, sebagai motor penggerak utama / pemercepat pembangunan di wilayah masing masing
- Membuat dokumen hasil kepenyelenggaraan FESTIVAL BANTENGAN 2010 yang memuat tahapan penyelenggaraan, dokumen peserta, serta beberapa evaluasi atas kelemahan yang terjadi, Diharapkan dokumen ini akan menjadi naskah acuan bagi evaluasi control terhadap kegiatan di masa mendatang.
- Menciptakan pemahaman bersama proses pendidikan kebudayaan didaerah dari setiap stake holder yang terlibat
0 komentar:
Posting Komentar